DIAMNYA SANG PELUKIS (REVIEW NOVEL PELUKIS BISU)


"Entah harus kusebut apa, yang kutulis ini. Rasanya agak pura-pura jika kusebut buku harian. Bukannya ada yang perlu kusampaikan. Anne Frank punya buku harian, atau Samuel Pepys––bukan orang sepertiku. Tapi, menyebutnya 'jurnal' kedengaran terlalu akademis. Seolah harus kutulis tiap hari, padahal aku tidak mau. Kalau sampai jadi rutinitas wajib, takkan kuteruskan."




Judul: Pelukis Bisu
Penulis: Alex Michaelides
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Terbitan: Cetakan Pertama, 2019
Tebal Buku: 400 halaman, 20cm
ISBN: 978-602-06-3390-9
EISBN: 978-602-06-3391-6
Maksudku, tentu saja aku ingin menolong orang. Tapi itu tujuan kedua—terutama sewaktu aku mulai berlatih. Motivasi sebenarnya sungguh egois. Aku sungguh berusaha menolong diri sendiri. Aku yakin ini sama dengan kebanyakan orang yang menerjuni kesehatan jiwa. Kami terdorong menekuni profesi unik ini karena diri sendiri yang rusak—kami pelajari psikologu untuk menyembuhkan diri. Siap atau tidaknya kami mengakui ini, lain soal.
Saya baca buku ini karena rekomendasi dari beberapa pembaca buku ini. Saya ingin membaca cerita thriller. The Silent Patient atau Pelukis Bisu yang ditulis oleh Alex Michaelides ini menggabungkan kehidupan rumah tangga dengan ilmu psikiater, juga dipadukan dengan nuansa cerita bergenre thriller.

Novel ini mengisahkan Alicia Berenson yang menjadi bisu setelah kematian Gabriel, suaminya, di hadapannya. Kebisuan Alicia menjadi misteri siapa pelaku sesungguhnya, hingga Alicia dimasukan ke The Grove, tempat orang-orang yang membutuhkan penanganan psikiater.

Di tempat itu, Theo Faber bertugas sebagai psikiater yang menangani Alicia. Ia cukup kesulitan untuk berkomunikasi dengan Alicia yang terus saja membisu, hingga berbagai cara dilakukan bahkan sampai mengalami beberapa peristiwa mengejutkan.
Mustahil menguak isi hati seseorang jika obat yang dikonsumsinya begitu banyak. Dia sepertinya terbenam jauh di bawah
Bahasa yang digunakan penulis, lugas dan sedikit sarkas. Penulis menggunakan POV 1, tetapi dari beberapa sudut pandang tokoh. Pembaca tidak akan keliru, karena penulis membaginya dengan pas.

Alurnya merupakan alur campuran, tetapi tidak kentara. Penulis bisa mengolah kalimat dengan baik, sehingga pembaca mengira tidak sedang berada di back story. Saya pun sukses dibuat terkecoh, sehingga setelah selesai membaca novel ini masih terasa terkejut dan spechless.
"Intinya, apa yang bisa kita lakukan soal ini? Kita bisa abaikan, ingkari, pura-pura terapi ini hanya menyangkut dirimu. Atau kita bisa menyadari bahwa ini berlangsung dua arah, dan mengusahakannya. Lalu kita akan mulai berkembang."
Saya suka dengan kisah psikiater, dan proses pencarian masa lalu Alice, bener-bener pembaca dibuat menebak-nebak siapa yang bersalah. Dan endingnya, saya cukup menikmati. Hanya saja, saya merasa kurang dengan nuansa thrillernya. Masih kurang menegangkan.

Novel ini saya rekomendasikan untuk penyuka cerita tentang psikiater, thriller, dan misteri. Namun, novel ini diperuntukan pembaca remaja hingga dewasa karena mengandung adegan kekerasan.

Rate: 3.5/5

No comments:

Powered by Blogger.