TATAPAN YANG TAJAM (REVIEW NOVEL SETAJAM SENGAT)



Persis 22 menit sebelum Mickey Bolden bertemu Sang Pencipta, ia melempar segenggam popcorn ke mulutnya dan berkata, "Seorang perempuan berjalan masuk ke bar."



Judul: Setajam Sengat
Penulis: Sandra Brown
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Terbitan: Cetakan Pertama, 2020
Tebal Buku: 408 halaman, 20cm
ISBN: 978-602-06-4746-3
EISBN: 978-602-06-4747-0
Mungkin. Tapi sampai kita tahu bahwa banyak, aku akan menganggap ini kebetulan belaka dan tidak buru-buru mengambil kesimpulan yang salah. Hal buruk mungkin terjadi. Rencana yang dibuat sebaik mungkin bisa hancur lebur. Terkadang kau hanya perlu mengalir dan berimprovisasi.
Ini pertama kali saya membaca novel karya Sandra Brown. Untuk pandangan pertama dengan karyanya, saya dibuat suka akan ide cerita dari novel Setajam Sengat ini. Begitu juga dengan tulisannya yang tidak ringan, tetapi tetap bisa dinikmati.

Novel ini mengisahkan Shaw Kinnard yang ditugaskan untuk menjadi pembunuh bayaran dengan target Jordie Bennet. Mereka bertemu di waktu yang tidak tertuga. Pertemuan itu membuat Shaw dan Jordie melalui perjalanan panjang karena Shaw tidak berniat membunuh Jordie dengan mudah.

Penulis menceritakan kasus pembunuhan, penculikan, penipuan, serta penanganan dari agen FBI, dan dibuat sedemikian menarik dalam novel ini. Meski banyak hal yang dibahas, penulis bisa membuat plotnya menjadi kesatuan yang lengkap.
Egonya lebih besar daripada perutnya. Berpikir dia tidak bakal tertangkap. Kesombongan semacam itu merupakan resep malapetaka. Dia menarik perhatian ke dirinya sendiri, membuat dirinya mudah diingat. Kalau kau pembunuh bayaran, itu adalah kebiasaan-kebiasaan buruk.
Sudut pandang yang digunakan adalah POV 3. Namun, penulis tidak hanya membahas satu atau dua tokoh dalam satu bab. Hampir setiap tokoh penting dalam cerita mendapat bagian. Bagian-bagian itu juga membahas hal-hal yang penting dan saling berhubungan.

Ada beberapa bagian yang membuat pembaca tidak akan menyangka. Bagian-bagian itu muncul saat memasuki konflik akhir dan klimaks. Penulis mampu membuat pembaca tidak akan berpikir sampai ke sana. Bagusnya novel ini, penulis memasukkan benda-benda biasa menjadi berguna, contohnya bandana. Dan benda itu tidak hanya tempelan.
Di sinilah hidupmu betul-betul menjadi urusanmu. Karena pada suatu waktu antara tengah malam dan fajar, terpikir olehku bahwa kau mungkin lebih berharga dalam keadaan hidup daripada mati.
Meski novel ini mengangkat kisah crime dan misteri, tetapi tidak hanya hal mengerikan yang dibahas. Ada unsur romance, komedi ringan, dan keluarga. Justru unsur-unsur ini membuat cerita jadi tidak membosankan. Saya jadi mendapat banyak inspirasi mengenai cerita crime dari membaca novel ini, bahkan mengenai fungsi persenjataan.

Novel ini saya rekomendasikan untuk pembaca yang menyukai cerita misteri, romance. Namun, novel ini dikhususkan untuk pembaca dewasa karena terdapat adegan kekerasan.

Rate: 4/5

No comments:

Powered by Blogger.