Judul: The Girl on the Train
Penulis: Paula Hawkins
Penerbit: PT Noura Books
Terbitan: Cetakan Pertama,
Tebal Buku: 441 halaman
ISBN: 978-602-0989-97-6
EISBN: 978-602-06-385-818-7
Saat itu kupikir ini mungkin menyenangkan. Benar-benar gila, sungguh, saat itu aku pasti sedang tidak waras. Bosan, gila, penasaran. Aku penasaran.
Novel The Girl on the Train ini memang bikin penasaran. Selain karena ratingnya tinggi, judulnya juga menarik. Setelah membaca isinya, jauh sekali dari ekspektasi saya. Ceritanya sungguh menegangkan. Penulis memiliki ide yang unik dalam membuat cerita ini.
Paula Hawkins mengangkat kisah Rachel, perempuan pecandu alkohol, yang suka menaiki kereta pagi dan sore. Dalam setiap perjalanan menaiki kereta, Rachel selalu memerhatikan sepasang suami-istri yang rumahnya dekat dengan pemberhetian kereta. Ia merasa senang melihat kebahagiaan pasangan itu.
Aku benar-benar merasa kecewa, aku merasa seakan dirikulah yang dikhianati. Rasa nyeri yang tak asing lagi memenuhi dadaku. Aku pernah merasa seperti ini. Tentu saja dengan skala yang lebih besar, dengan derajat yang lebih mendalam, tapi aku ingat kualitas rasa nyerinya. Itu tidak akan pernah terlupakan.
Tidak hanya itu, penulis juga membuat konflik yang rumit antara Rachel dengan Tom, mantan suaminya, dan Anna yang merupakan istri baru Tom. Anna menganggap Rachel mengganggu dan membahayakan keluarganya. Konflik semakin memanas ketika Rachel mengetahui hilangnya perempuan yang selalu menarik perhatiannya saat menaiki kereta.
Saya suka tata bahasa yang digunakan penulis. Kalimatnya mengalir, lugas, dan jelas. Sehingga saya membaca sampai tidak ingin melewatkan setiap katanya. Page turner juga terasa, karena akhir dari per babnya bikin penasaran, tapi tidak hanya sekedar pertanyaan, lebih ke sebuah petunjuk dan jawaban.
Yang membuat saya takjub, penulis membuat alur campuran yang termasuk rumit. Pergantian back story mengalir melalui narasi dan perpindahan bab. Plotnya juga di pecah-pecah dengan sangat apik. Tidak heran kalau novel ini bisa masuk best seller, karena saya sangat menikmati ceritanya.
Ada sesuatu yang keliru. Sekejap aku merasa seakan sedang terjatuh, seakan ranjang menghilang dari bawah tubuhku. Semalam. Terjadi sesuatu. Napas memasuki paru-paruku dengan cepat dan aku duduk, terlalu cepat, jantungku berpacu, kepalaku berdenyut-denyut.
Penulis menggunakan POV 1, tetapi menggunakan tiga sudut pandang tokoh. Hal ini membuat cerita menjadi menarik karena penulis menceritakan tiga tokoh sekaligus. Tentunya, porsinya lebih banyak tokoh utama. Penulis juga membuat karakter yang tidak sederhana, penuh emosi, baik dan buruk sulit dibedakan.
Untuk peran pelaku, penulis juga berhasil membuat pembaca terkecoh, tetapi saya sudah menduga-duga dan ternyata tepat. Memang saya kurang menyukai tokoh tersebut. Namun, cara terkuaknya tokoh itu saya tidak menduga, dan cukup menikmati. Begitu juga bagian ending yang membuat saya sangat setuju dengan hasil akhirnya. Meski ada sedikit kecewa karena tokoh yang saya harapkan tidak muncul.
Novel ini saya rekomendasikan untuk pembaca yang menyukai cerita bergenre Thriller, Misteri. Ceritanya cukup menegangkan, tetapi tidak membuat pembaca mual, hanya membuat kesal dengan tingkah tokohnya.
Rate: 4.5/5
No comments: