"Ada hantu di tempat ini, pikir Caw. Mungkin bukan jenis yang melayang-layang melewati ruangan-ruangan kosong, membanting-banting pintu, dan melolong, tapi arwah-arwah lebih sendu. Kenestapaan masih tertinggal di sini, hening dan hilang dari kenangan merek yang masih hidup."
Judul: Serangan Kerumunan
Penulis: Jacob Grey
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Terbitan: Cetakan Pertama, 2020
Tebal Buku: 312 halaman, 20 cm
ISBN: 978-602-06-4289-5
EISBN: 978-602-06-4290-1
Mungkin Felix Quaker bisa menceritakan detailnya kepadamu, tapi selama beberapa generasi, Feral-Feral lalat dipandang rendah. Kau harus paham, dahulu orang-orang tidak seperti sekarang. Ada semacam strata di antara para Feral dan pengendali lalat selalu dianggap hina. Kurasa awalnya bermula dari kecurigaan, mengingat lalat itu seperti apa––mereka menyantap makanan busuk, memulung dari yang telat mati. Tapi bahkan pada masa ayahku, tak ada yang benar-benar bergaul dengan garis keturunan Feral lalat.
Novel Serangan Kerumunan ini merupakan kelanjutan dari novel Pengendali Gagak (review baca di sini) karya Jacob Grey. Penulis masih menceritakan sosok Caw sang pengendali gagak, yang berbeda kali ini Caw memiliki gagak baru yang bernama Shimmer.
Awal-awal pembaca diajak berkelana mengunjungi rumah tua orangtua Caw. Di tempat itu, Caw bertemu dengan perempuan bernama Selina yang bercerita sedang kabur dari rumah. Mereka membuat janji untuk bertemu kembali dan mencari makan bersama.
Terkadang kau seperti tidak mendengarkan. Kami beranggapan ada banyak hal yang kaupikirkan, tapi mungkin batu itu ada hubungannya.
Dari pertemuan itu, Caw mulai menghadapi musuh-musuh yang membuatnya harus mengalami kesulitan-kesulitan untuk menolong teman-temannya. Novel yang ini tentunya lebih menegangkan dari series sebelumnya.
Konfliknya juga cukup menegangkan karena penulisnya membuat tokoh lawan lebih kuat dari sebelumnya, bahkan Feral Rubah yang terkuat kesulitan menghadapi lawan. Sampai Caw dibuat babak belur. Siapa musuhnya? Hmm... hewan yang Feral-Feral anggap paling menjijikkan.
Sepertinya bermain mata dengan kematian tidak membuatmu jadi lebih rendah hati ya.
Saya suka penulis membuat latar yang detail, begitu juga karakternya. Sehingga pembaca bisa memahami cerita dengan baik. Cerita fantasi dan surealis ini dikemas dengan detail dan dengan tempo yang lambat tapi gak bikin bosan.
Saya benar-benar suka bagian konflik dan klimaksnya, gak kebayang sih kalau detailnya akan seperti itu. Namun, saya masih merasa kurang dengan resolusinya, seperti dipercepat, tapi endingnya lumayan.
Novel ini saya rekomendasikan untuk pembaca yang suka genre Fantasi, Surealis. Ceritanya aman dibaca remaja hingga dewasa. Meski bisa termasuk cerita anak, tetap harus didampingi orang tua.
Rate: 4/5
Makasih, Kak atas reviewnya. Menarik ceritanya.
ReplyDeleteYuk baca, Kak
Delete