Tempurung
Oka Rusmini
571710025
Penyunting: A. Ariobimo Nusantara
Penyelia Naskah: Septi Ws
Perancang sampul: Studio Broccoli
Hak cipta dilindungi undang-undang
Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit PT Grasindo, anggota Ikapi, Jakarta 2017
EISBN: 978-602-05-1280-8
ISBN: 9786023758951
Dicelak kembali pada April, 2017
2. Sinopsis
Novel ini menceritakan kehidupan rakyat Bali. Rakyat yang masih mengikuti adat dan percaya dengan adanya kutukan. Seorang Ida Ayu yang dikenal sebagai Dayu dalam novel menceritakan kisah orang tua yang terbilang memiliki kekuatan, lalu mati karena diikat pada pohon Pale, menjadikan mala petaka bagi yang telah mengikatnya.
Dalam novel ini juga menceritakan kisah Ni Luh Putu Saring, perempuan mandiri yang memilih jauh dari keluarga. Saring begitu menyukai Barla, padahal Saring tahu bahwa Barla mempunyai pacar bernama Swandewi. Saring memiliki sahabat bernama Glatik. Glatik benci sekali dengan laki-laki karena ayahnya pecinta burung. Ayahnya lebih menyintai burung daripada keluarganya.
Saring menikah dengan Barla ketika mengandung tiga bulan. Hubungan awal pernikahan mereka membuat Saring bahagia. Barla bekerja sebagai guide, sering pergi ke luar negeri. Tidak pernah pulang. Saring membuka warung kecil-kecilan yang biayanya dibantu oleh Glatik. Saring bekerja keras dari jam tiga pagi. Tidak peduli lagi dengan cinta. Yang dipikirkan saring uang dan uang untuk membiayai sekolah anak-anaknya hingga kuliah.
3. Tema
Novel ini bercerita tentang kehidupan keluarga di Bali yang tidak normal pada umumnya. Anak terlantar, suami yang tidak peduli dengan keluarga. Dan juga tentang misteri meninggalnya beberapa karakter dikarenakan kutukan.
4. Penokohan
Berikut adalah penjelasan penokohan dalam novel Tempurung:
a. Ida Ayu (Dayu) –
Seorang Ida Ayu, nama kebesaran yang harus dipikul karena lahir dari keluarga Brahmana.
b. Ibu Barla (Ni Luh Putu Saring)
Ibu Barla seorang penjaga warung. Tubuhnya tambun hingga memenuhi warung. Dirinya selalu menyebut tiang yang berarti saya. Perempuan cerdas. Ceria, banyak bercerita. Cepat dan sigap. Saat sekolah ia begitu menyukai Barla, walaupun Barla sudah mempunyai pacar. Menikah dengan Barla ketika mengandung tiga bulan.
c. I Wayan Mejer
I Wayan Mejer merupakan abdi Raja Denpasar. Rajin merawat kuda Raja. Menikah dengan Ni Ketut Regina.
d. Ni Ketut Regina
Ni Ketut Regina merupakan perempuan paling cantik di antara abdi kerajaan. Menikah dengan I Wayan Mejer. Tetapi Regina tidak tertarik dengan Mejer.
e. I Made Pesek Barla
Barla lelaki miskin. Sekolahnya dibiayai keluarga pacarnya. Sarjana Sastra Inggris. Setelah menikah dengan Saring, kerja sebagai guide, tidak pernah pulang.
f. Ni Luh Nyoman Glatik
Sahabat Saring. Galak, kasar. Glatik perempuan aneh. Setiap melihat burung, wajahnya merah padam. Penuh dendam. Tidak suka gosip, pendiam, tapi suka memarahi Saring. Glatik hobi berkata “tolol”. Glatik mati ditikam kekasihnya, seorang perempuan.
g. Luh Putu Swandewi
Pacar Barla, tidak cantik. Wajahnya dipenuhi bekas jerawat, penuh bolong-bolong. Sedikit gila, memilih mati bunuh diri meminum racun serangga.
5. Alur
Alur yang digunakan dalam novel ini adalah alur campuran, alur maju-mundur.
6. Amanat
Amanat yang terkandung dalam cerita ini adalah jangan mudah percaya pada laki-laki. Berusaha keras dalam bekerja. Fokus pada pikiran, kehidupan bisa diatur melalui pikiran.
7. Kelebihan
Ceritanya menarik, menceritakan perempuan-perempuan tangguh. Menceritakan susahnya berumah tangga, melahirkan anak. Sebagai pelajaran bagi perempuan agar tidak salah memilih suami. Endingnya bagus.
8. Kekurangan
Terlalu banyak tokoh yang diceritakan. Dialognya terlalu panjang dan berulang. Ditengah cerita konfliknya kurang menarik.
9. Kesimpulan
Novel Tempurung ini merupakan novel yang menceritakan kehidupan perempuan Bali. Kehidupan adat Bali. Bagus dibaca bagi yang menyukai kisah keluarga. Menyukai seseorang boleh, tetapi jangan sampai mengorbankan segalanya. Kehidupan setelah berkeluarga itu lebih sulit.
No comments: