MENCARI TUBUH SENTANU | REVIEW NOVEL KELANAR


Judul: Kelanar
Penulis: Yandi Asd
Penerbit: CV. At Press
Terbitan: Cetakan Pertama, 2019
Tebal Buku: 231 halaman
ISBN: 978-623-7303-46-6


"Manusia memiliki kemampuan. Manusia memiliki batas. Pergulatan antara kemampuan dan batas saling berimpitan. Manusia ingin segala-galanya, bahkan termasuk apa yang tidak bisa dimilikinya. Kelanar membuat dua hal berbeda yang saling berimpitan. Dari pergerakan-pergerakan kompleks antarmanusia di dalamnya, batas itu memenjarakan mereka. Sampai mati. Sampai tidak ada yang tersisa lagi. Yang perlu diingat: Jangan jatuh cinta, jangan mati."

Kelanar mengisahkan tentang tragedi antara dua bagian, Kelanar Timur dan Kelanar Barat. Menceritakan sosok Sentanu yang menjadi bagian dari Kelanar Timur yang kuat akan tradisi.

Entah apa yang merasuki Yandi Asd sehingga bisa membuat cerita Kelanar yang berkesan Dark Romance. Benar-benar mengangkat kasih sayang yang di luar akal pikiran. Seperti Kelanar, wilayah yang memang di luar nalar, tradisi dan perkembangan teknologi yang saling bertentangan, dan juga makhluk-makhluk yang tidak normal.

Selain berkisah tentang Dark Romance, penulis juga membubui cerita dengan genre Thriller, Absurdisme, Surealisme. Penulis memadukannya sehingga memiliki cerita yang, ya, diluar nalar tetapi memiliki alur dan plot yang sangat menarik.

Membaca Kelanar, pembaca akan dibawa menjelajah dengan sebuah Kepala, Perut, Tangan, Kaki, yang tidak lain adalah milik Sentanu. Penulis juga menceritakan berbagai kehidupan Sentanu dengan sangat apik, tidak flat.

Ini pertama kali membaca cerita yang dibuat oleh Yandi Asd. Cerita yang disampaikan dalam Kelanar, membuat emosi pembaca meledak-ledak. Marah, sedih, takut, senang. Semua emosi dituangkan dalam berbagai pergerakan tokoh dalam cerita.

Yang saya suka dari cerita ini, penulis mengatur alurnya dengan sangat bagus. Dan mengangkat konflik percintaan yang membuat pembaca kesal, juga sedih. Dan benar-benar dari awal membaca membuat pembaca penasaran bagaimana akhir kisah Sentanu. Sebagai penyuka cerita thriller, rekomen untuk membaca cerita ini.

Sebagai pembaca saya merasa kurang di beberapa adegan, kurang detail lagi untuk penceritaannya, jadi terkesan pergerakannya cepat (flat), sehingga saya merasa kurang menghayati adegan tersebut. Seperti ketika salah satu tokoh Aku (anak berumur sebelas tahun) ketika menjahit, disitu terkesan flat, padahal masih bisa mendalami emosi lagi.

Rate: 3.5

No comments:

Powered by Blogger.