Misteri Pembunuhan: Review Novel Pembunuhan di Malam Natal



Judul: Pembunuhan di Malam Natal
Penulis: Agatha Christie
Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama
Terbitan: Cetakan Kesepuluh, November 2018
Tebal Buku: 304 halaman, 18 cm
ISBN: 9789792292077
ISBN DIGITAL: 9786020387703


"Tidak! Kejahatan tidak hanya ada dalam pikiran seseorang. Kejahatan itu ada! Kau kelihatannya tidak sadar akan adanya kejahatan di dunia. Tetapi aku tahu. Aku bisa merasakannya. Aku selalu bisa merasakannya—di sini di dalam rumah ini...."

Pembunuhan di Malam Natal karangan Agatha Christie menceritakan tentang Simeon Lee, lelaki tua kaya raya yang tinggal di Gorston Hall. Ia tinggal bersama anaknya Alfred Lee dan Lidya—istri Alfred. Alfred begitu menurut pada ayahnya, walaupun banyak menganggap ayahnya seseorang yang jahat dan kejam. Di dalam rumah tersebut juga memiliki banyak pelayan dalam rumah tersebut. Mendekati Malam Natal, Simeon Lee mengundang seluruh anaknya yang tidak pernah pulang untuk berkumpul merayakan natal. Harry anak nakal yang suka berkelana, David pelukis yang sangat menyangi ibunya dan dendam pada ayahnya, dan George sukses sebagai terpilih tetapi masih tamak dengan meminta uang pada ayahnya.

Ini adalah buku misteri kedua dari Agatha Christie yang saya baca setelah Peril at End House. Kedua buku ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dan juga memiliki konflik dan pemecahan masalah yang berbeda. Jujur, untuk buku yang saya review ini konflik yang disajikan lebih rumit. Saya sebagai pembaca dibuat benar-benar penasaran untuk memecahkan misteri dan menemukan pelaku sebenarnya.

Hal-hal yang saya perhatikan dari Pembunuhan di Malam Natal mengisahkan hubungan keluarga yang rumit, bagaimana sikap anak kepada ayahnya, begitupun sebaliknya. Sikap suami kepada istrinya, begitupun sebaliknya. Sikap kakak kepada adiknya, begitupun sebaliknya. Mengangkat pertengkaran dalam keluarga, kebencian, kasih sayang. Dan Agatha Christie mampu membuat banyak tokoh dengan karakter yang berbeda, dengan porsi dan tugasnya masing-masing.

"Tidak pada zamannya! Kau tidak mengerti. Wanita tidak bertingkah seperti itu pada waktu itu. Mereka bertahan. Mereka bertahan dengan sabar. Dan dia punya anak. Seandainya dia menceraikan Ayah, apa yang akan terjadi? Barangkali Ayah akan menikah lagi. Dan akan ada keluarga kedua. Kekayaan kami akan hilang. Dia harus mempertimbangkan semua itu."

Yang saya sukai, Agatha Christie sering menyelipkan hal-hal yang nyeleneh, terutama tingkah Poirot yang terkadang membuat lawan bicaranya kebingungan. Dan juga sosok Poirot yang selalu merendah, membuat kesan Poirot detektif yang unik.

Dari segi misteri pembunuhan, tidak terlalu menakutkan. Dibuat sesederhana mungkin. Tetapi untuk pemecahan kasusnya, cukup rumit. Konflik yang diangkat juga menarik. Alibi, motif cukup menarik dan saling berhubungan.

Hanya saja saya merasa kurang informasi mengenai Simeon Lee, penulis sibuk dengan menceritakan anak-anaknya. Sedangkan kehidupan Simeon Lee masih kurang terkuak. Kenapa sampai terbunuh? Motifnya masih kurang menarik. Sehingga setelah selesai membaca saya merasa sudah begini saja. Walaupun saya kagum dengan akhir cerita yang tidak mudah ditebak, penulis membuat kejutan dengan jawaban pelaku pembunuhan yang di luar perkiraan pembaca.

Bagi penikmat kisah misteri, novel ini cocok untuk kamu membacanya. Novel ini menyajikan peristiwa pembunuhan serta pemecahan kasus yang sangat menarik. Pembaca dibuat menebak-nebak siapa pelaku sebenarnya dengan banyaknya alibi yang menarik. Ceritanya pun mengalir dengan cantik hingga akhir cerita.

Rate: 4 dari 5

No comments:

Powered by Blogger.